Senin, 30 September 2013

Psikoanalisis Pada Teks Jam Dinding Yang Berdetak karya Nano Riantiarno

Nama               : Yulia Sani
NIM                : 2222112005
 
Karakteritsik Tokoh
1.      Mama Marie : dilihat dari dialognya, Mama Marie memiliki sifat yang cerewet dan penuh perhatian terhadap keluarganya dan juga memiliki pengertian yang besar terhadap suaminya, Thomas pattiwel.
2.      Papa Thomas : memiliki sifat yang lebih santai dibandingkan Mama Marie, dan tidak terlalu memperdulikan masalah ekonomi keluarga.
3.      Benny : sifat yang di tonjolkan Benny hampir sama dengan papanya, Thomas. Namun, ia juga memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap orang tua nya, dan kondisi keluarganya.

Setting atau Plot
1.      Peristiwa awal
Mama Marrie membangunkan Benny, anaknya sambil memarahinya, diselingi perkataan papa yang sibuk menanyakan barang-barang miliknya.

2.      Perumitan
Ketika mama menyinggung benny yang hanya melukis dan bermalas-malasan.

3.      Pertikaian
Papa yang sibuk mencari barang-barang miliknya sambil memarahi mama. Lalu Magda berusaha menetralisir situasi dan melakukan pembelaan terhadap benny.

4.      Klimaks
Ketika papa ingin disediakan sarapan, dan membuat mama emosi, kemudian Benny yang kesal soal kamar mandi. Disambung dengan dialog antara Magda dan Benny yang menyebut nama Benny adalah satu-satunya harapan keluarga sampai menyebut soal si gentong bir.

5.      Penurunan
Saat Magda dan Benny membicarakan hadiah ulang tahun pernikhan orang tua

6.      Pemecahan masalah
Ketika Thomas tercengang melihat Marrie yang rela memotong rambutnya untuk perayaan pesta ulang tahun mereka.

7.      Penyelesaian
Ketika papa pergi meninggalkan mama dengan kekecewaan karena hasratnya tidak dipenuhi. Sampai mama berbaring menunggu papa kembali. Sampai akhirnya mama bermimpi polisi dating member kabar duka tentang papa.

Rumusan Masalah

1.      Masalah kejiwaan apa yang menyebabkan mama Marie tidak mau berhubungan badan lagi bersama papa Thomas?
2.      Adakah unsur-unsur teori Sigmund Freud yaitu id, ego, dan super ego pada tokoh Mama Marie, Papa Thomas, Benny?

Pembahasan
Analisis berdasarkan teori Sigmund freud tentang kejiwaan :
1.      Id adalah dorongan kebutuhan biologis sebagai pembawaan dari rasa aman.
2.      Ego adalah Dorongan yang sifatnya memikirkan diri sendiri. Ego juga merupakan mediator antara Id dan Super Ego.
3.      Super ego adalah dorongan dalam melakukan sesuatu tetapi memikirkan dampak, dan sudah ada factor lingkungan dan kebudayaan.



Pada tokoh mama secara kepribadian memang menunjukkan tanda-tanda sifat seorang ibu pada umumnya dan menunjukkan adanya superego  pada dirinya. Contoh pada saat mama membangunkan Benny di pagi hari kemudian menggerutui Benny yang kerjanya hanya bermalas-malasan. Hal ini terdapat pada cuplikan dialog
MAMA 
Pagi, pagi. Buka lebar–lebar matamu. Tak baik tidur lewat jam tujuh pagi
menjauhkan rejeki. Ayo bangun, bangun!

BENNY 
Selalu yang itu-itu juga . Aku tidur jam empat pagi, Mama ...

MAMA 
Siapa yang menyuruhmu tidur tak teratur hah?

BENNY 
Aku melukis Mama. Aku menyelesaikan lukisan.

MAMA  (Mulai menyetrika ).
Hah, melukis, melukis apa? Apa tak ada kerjaan lain selain itu? Dan apa hasilnya? Apa? Cuma kecapean dan telat bangun. Dari dulu mama sudah bilang takkan ada gunanya kau melukis. Cuma membuang–buang waktu saja. Apa kau bisa makan karena itu ? Tidak. Melukis adalah pekerjaan pengangguran. Tapi kakakmu mungkin punya pertimbangan lain sehingga ia mengizinkan kau masuk seni rupa. Lalu apa hasilnya? Tak ada. Cuma omong kosong. Jerih payah kakakmu menyekolahkan kau cuma sia-sia, tak ada artinya. Kau keluar–keluar entah kenapa ...

Kemudian mama juga memiliki Ego, yang merujuk pada usaha mempertahankan diri dari celaan papa. Hal ini terlihat pada dialog
PAPA  (Dari dalam kamar)
Malas ... apa kerja kau selama ini?

MAMA 
Apa katamu? Cucian dan setrikaan orang yang masih harus kubereskan bertumpuk, berkumal di keranjang. Sementara itu hujan terus menerus turun selam tujuh hari tujuh malam dan masih bilang aku pemalas?

MAGDA  (Masuk, kepalanya bergelung handuk)
Sudahlah, mama. Sepagi ini sudah berteiak-teriak. Tetangga-tetangga masih banyak yang tidur.

(Pada Benny)

Benny, sebelum diserobot orang lain, kamar mandi masih kosong. Cepat ...

MAMA 
Ia pikir aku enak-enak goyang kaki di rumah. Bagus betul.

                        Dari tokoh Mama terdapat Id yaitu ketika ia terharu karena telah mendapat kejutan dari kedua anaknya.

Pada sosok mama, mengapa ia menolak di ajak berhubungan dengan papa, karena mama memiliki banyak beban pemikiran yang semuanya tertuju pada mama. Karena ia sudah sulit dengan kehidupan ekonomi, sehingga agar kebutuhan hasrat papa terpenuhi ia mengizinkan papa untuk bersama wanita lain.


PAPA
pada tokoh papa terdapat Id, ketika ia merasa lapar dan ingin disediakan sarapan pagi. Terlihat pada dialog .
PAPA 
Dan mengapa kita tidak merasa malu, ya? Heran juga aku. Eh, tak kau sediakan kopi buatku? Sarapan pagiku?

MAMA 
Kau ingin apa? Telur mata sapi? Nasi goreng? Kornet atau serdencis? Segalanya sudah tersedia Tuan besar ...

PAPA 
Di mana?

MAMA 
Di toko. Dan untuk mengambilnya kita memerlukan kertas berharga.

PAPA  (Tertawa).
Kau ini terlalu mata duitan. Sudahlah, kalau memang tak dapat kita ambil berhubung kita tak punya kertas berharga, kopi pahit pun tak apa, atau remah-remah roti, atau kerak nasi yang digoreng.

Dan terdapat ego ketika papa mengajak berhubungan badan dengan Mama, yang terdapat pada cuplikan dialog
PAPA 
Dengar, Marie, kau tentu bisa memaklumi aku, bukan?

MAMA 
Ya, Tom, aku tahu. Tapi aku tidak bisa_aku ingin, tapi aku tidak bisa. Aku ciumi kau sepuas hatimu. Tapi aku tidak bisa_aku akan melakukan apa saja, tapi …

PAPA 
Marie, Marie, aku tidak akan meminta apa-apa malam ini. Aku cuma minta satu hal. Kau harus mencoba satu hal_ jadilah istriku kembali. Sudah lama kau hilang. Sudah lama sekali aku merasakan kehilangan. Coba, ingin rasanya aku memeluk kau dalam kehangatan. Kau lihat sentimentil masa remaja mulai lagi menjangkiti tubuhku? Aku ingin selamanya berada di rumah ini. Tapi kau tak pernah mau mencoba.


Dan terdapat Super Ego ketika Papa mengomentari lukisan yang dibuat oleh Benny
BENNY 
Papa, kau berjanji akan mengkritik lukisanku setelah lilin padam ditiup. Sekaranglah waktunya.

PAPA 
Baik, baik akan kukatakan pendapatku tentang lukisan itu. Dengarkan baik-baik. Kalau dilihat betul-betul memang bagus secara keseluruhan. Cuma satu cacatnya. Lihat baik-baik pada bagian mata, Mata Papa.

MAMA 
Jangan dengarkan omongan Papa Benny, ia pasti akan ngelantur.

PAPA 
Kau tahu aku lebih tahu tentang lukisan daripada Mamamu. Coba lihat jelas-jelas. Mata Benny bagus. Persis mata seorang anak muda yang masih segar. Mata Magda tidak lebih daripada mata seorang gadis yang penuh dengan harapan, itu cocok, mata Mamamu -seekor kucing setengah tua yang tak acuh. Persis bukan ?

MAMA 
Kupukul-pukul kau

(Semuanya tertawa).

PAPA 
Aku hanya bilang seperti tidak persis. Jangan marah dulu. Kuteruskan. Yang aku keberatan ialah kenapa justru mataku kau gambar begitu galak seperti burung hantu? Itu aku protes. Kau sedang mencoba memperolokolokkan Papa? Ujudku kan tidak begitu ganasnya.

BENNY 
Aku melukiskan kesan Papa. Apa yang telah terkesan di otakku tiba-tiba telah ku pindahakan ke kanvas. Mungkin saja ketika kesan Papa kuhadirkan dalam otakku ada ujud burung hantu yang lewat tiba-tiba saja dan ketika tanganku bekerja secara tak sadar aku telah menggambar begini. Yah, aku minta maaf.

PAPA 
Aku tidak bilang lukisanmu itu buruk. Jangan lupa aku Cuma bilang bahwa ia ada cacatnya. Tapi itu menurut aku. Lukisan itu bagus, bukan begitu Marie?


BENNY


Pada sosok Benny dalam kejiwaannya ia cukup memperdulikan ekonomi keluarganya namun tidak terlalu di pikirkan seperti mama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar