Senin, 30 September 2013

Tugas kajian drama, menganalisis teks Jam Dinding Yang Berdetak


Nama : Maesaroh
Kelas : 5C
Nim : 2222111697
Tugas kajian drama Menganalisis
1.Karakter tokoh
2.Setting dan Plot
3.Rumusan masalah yang akan diteliti
4.Buat kajian dari masalah itu
Karakter tokoh
Mama : sosok ibu yang sangat tegar menghadapi pahitnya masalah yang sedang ia hadapi, ketika seorang suami sudah tidak bisa menafkahinya lagi, dia bekerja keras menjadi tukang cuci, sesibuk apapun dia, selelah apapun dia tetap memperhatikan anaknya, contohnya ketika mama berusaha membangunkan beny dipagihari.
Papa : tokoh papa disini bersifat orang yang cuek, tidak mau melihat masalah yang sedang dialami keluarganya saat ini, dia selalu tampil ceria setiap harinya seperti tidak ada beban dalam fikirannya, meskipun kesulitan ekonomi sedang  dirasakan oleh keluarganya, tetapi sebenarnya sosok papa sangat menyayangi keluarganya.
Beny : bijaksana dan  berusaha untuk berbakti kepada orang tuanya, beny anak yang bertanggung jawab, dia rela berhenti kuliah karena dia merasa yang membiayai ia sekolah itu wanita simpanan papahnya, beny merasa tidak suka dan terlalu berhutang budi. Untuk itu dia lebih memilih menjalankan hobbynya yaitu pelukis.
Seting dan Plot
Eksposisi : seorang ibu yang bernama marie tengah membangunkan anaknya dipagi hari, dan Thomas suami marie sedang sibuk mencari-cari dasi miliknya, sambil berteriak-teriak memanggil marie, pagi itu marie sangat sibuk, selain membangunkan beny anak laki-lakinya yang tidak mau bangun dari tempat tidurnya marie juga membereskan pekerjaanya sebagai tukang cuci.
Komplikasi : ketika marie dan anak perempuannya magda berdebat soal pekerjaan beny, yang tidak disukai oleh marie, disambung ketika Thomas suaminya meminta sarapan, sedangkan tidak ada satu bahan makananpun yang bisa dimasak, dan Marie sedikit menyinggung keadaan ekonomi keluarganya yang sedang mengalami kesulitan dengan menawarkan makanan telor mata sapi, nasigoreng, kornet  dan ketika Thomas bertanya dimana dia bisa ambil makanan itu, marie menjawab “Di toko. Dan untuk mengambilnya kita memerlukan kertas berharga”. Menurut saya disitulah awal terjadinya komplikasi.
Klimax : ketika beny dan magda berbincang-bincang membicarakan keadaan keluarganya yang sekarang sedang mengalami banyak masalah, selain keadaan ekonomi, papahnya mempunyai perempuan lain selain mamahnya, dan permpuan itu yang selama ini membiayai sekolah beny, sejak saat itu papahnya setiap malam selalu keluar rumah, untuk menemui gadis penjual bir itu, beny dan magda merasa tidak suka dengan keadaan ini, mereka berdua berusaha untuk mempersatukan mamah dan papanya lagi seperti dulu.
Resolusi : beny dan magda berencana untuk merayakan ulang tahun mamah dan papanya, beny menyiapkan kado lukisan keluarganya untuk mama dan papanya, magda membeli sebotol minuman untuk papanya, dengan membelikan sebotol minuman papanya akan mabuk dan tidak akan pergi meninngalkan rumah dan menemui gadis penjual bir, mereka merencanakan semua ini semata-mata untuk menyatukan keluarganya agar harmonis seperti dulu lagi.
Konklusi : ketika acara ulang tahun dimulai, mereka semua menikmati acara itu meskipun sederhana tapi itu berarti untuk mereka, mereka bisa merasakan hangatnya kasih sayang keluarga, saat itu beny mengusulkan untuk pergi bersama magda, untuk meninggalkan kedua orang tuanya, agar marie dan thomas bisa leluasa membicarakan unek-unek yang ada dihati mereka, dimulai dari Thomas yang sudah tidak bisa menafkahi Marie lagi, dan dia menjalin cinta dengan perempuan lain, dan marie seorang istri yang sudah tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Ketika mereka mengeluarkan unek-unek itu, mereka masih tetap bisa menerima kekurangannya masing-masing. Dan pembicaraan selesai ketika Thomas memutuskan untuk pergi untuk mencari uang sebanyak mungkin, dia ingin memperbaiki keadaan keluarganya.
Rumusan masalah
1.Mengapa mama menolak disaat papa meminta suatu hal layaknya suami istri ?
2.Mengapa mama lebih memilih melihat suaminya berhubungan intim dengan wanita lain ketimbang dengannya ?
Kajian masalah
Terlalu berat masalah yang mamah hadapi, sehingga sudah tidak ada lagi gairah untuk melayani suaminya, mungkin terlalu banyak masalah yang dia fikirkan, selain keadaan ekonomi keluarga yang sedang mengalami kesulitan sehingga memaksa dia untuk bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, dan dia juga harus merelakan suaminya berhubungan dengan wanita lain, mungkin dari masalah-masalah itulah yang membuat mati rasa, terlalu besar beban yang ia pikul, seperti semua pekerjaan bertumpu padanya. Mamahnya lebih memilih  melihat suaminya berhubang dengan wanita lain daripada dengannya karena dia merasa sudah tidak bisa melayani suaminya, yang dia fikirkan sekarang hanya bagaimana untuk hidup layak dan bisa mengurus anak-anaknya.

Psikoanalisis Pada Teks Jam Dinding Yang Berdetak karya Nano Riantiarno

Nama               : Yulia Sani
NIM                : 2222112005
 
Karakteritsik Tokoh
1.      Mama Marie : dilihat dari dialognya, Mama Marie memiliki sifat yang cerewet dan penuh perhatian terhadap keluarganya dan juga memiliki pengertian yang besar terhadap suaminya, Thomas pattiwel.
2.      Papa Thomas : memiliki sifat yang lebih santai dibandingkan Mama Marie, dan tidak terlalu memperdulikan masalah ekonomi keluarga.
3.      Benny : sifat yang di tonjolkan Benny hampir sama dengan papanya, Thomas. Namun, ia juga memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap orang tua nya, dan kondisi keluarganya.

Setting atau Plot
1.      Peristiwa awal
Mama Marrie membangunkan Benny, anaknya sambil memarahinya, diselingi perkataan papa yang sibuk menanyakan barang-barang miliknya.

2.      Perumitan
Ketika mama menyinggung benny yang hanya melukis dan bermalas-malasan.

3.      Pertikaian
Papa yang sibuk mencari barang-barang miliknya sambil memarahi mama. Lalu Magda berusaha menetralisir situasi dan melakukan pembelaan terhadap benny.

4.      Klimaks
Ketika papa ingin disediakan sarapan, dan membuat mama emosi, kemudian Benny yang kesal soal kamar mandi. Disambung dengan dialog antara Magda dan Benny yang menyebut nama Benny adalah satu-satunya harapan keluarga sampai menyebut soal si gentong bir.

5.      Penurunan
Saat Magda dan Benny membicarakan hadiah ulang tahun pernikhan orang tua

6.      Pemecahan masalah
Ketika Thomas tercengang melihat Marrie yang rela memotong rambutnya untuk perayaan pesta ulang tahun mereka.

7.      Penyelesaian
Ketika papa pergi meninggalkan mama dengan kekecewaan karena hasratnya tidak dipenuhi. Sampai mama berbaring menunggu papa kembali. Sampai akhirnya mama bermimpi polisi dating member kabar duka tentang papa.

Rumusan Masalah

1.      Masalah kejiwaan apa yang menyebabkan mama Marie tidak mau berhubungan badan lagi bersama papa Thomas?
2.      Adakah unsur-unsur teori Sigmund Freud yaitu id, ego, dan super ego pada tokoh Mama Marie, Papa Thomas, Benny?

Pembahasan
Analisis berdasarkan teori Sigmund freud tentang kejiwaan :
1.      Id adalah dorongan kebutuhan biologis sebagai pembawaan dari rasa aman.
2.      Ego adalah Dorongan yang sifatnya memikirkan diri sendiri. Ego juga merupakan mediator antara Id dan Super Ego.
3.      Super ego adalah dorongan dalam melakukan sesuatu tetapi memikirkan dampak, dan sudah ada factor lingkungan dan kebudayaan.



Pada tokoh mama secara kepribadian memang menunjukkan tanda-tanda sifat seorang ibu pada umumnya dan menunjukkan adanya superego  pada dirinya. Contoh pada saat mama membangunkan Benny di pagi hari kemudian menggerutui Benny yang kerjanya hanya bermalas-malasan. Hal ini terdapat pada cuplikan dialog
MAMA 
Pagi, pagi. Buka lebar–lebar matamu. Tak baik tidur lewat jam tujuh pagi
menjauhkan rejeki. Ayo bangun, bangun!

BENNY 
Selalu yang itu-itu juga . Aku tidur jam empat pagi, Mama ...

MAMA 
Siapa yang menyuruhmu tidur tak teratur hah?

BENNY 
Aku melukis Mama. Aku menyelesaikan lukisan.

MAMA  (Mulai menyetrika ).
Hah, melukis, melukis apa? Apa tak ada kerjaan lain selain itu? Dan apa hasilnya? Apa? Cuma kecapean dan telat bangun. Dari dulu mama sudah bilang takkan ada gunanya kau melukis. Cuma membuang–buang waktu saja. Apa kau bisa makan karena itu ? Tidak. Melukis adalah pekerjaan pengangguran. Tapi kakakmu mungkin punya pertimbangan lain sehingga ia mengizinkan kau masuk seni rupa. Lalu apa hasilnya? Tak ada. Cuma omong kosong. Jerih payah kakakmu menyekolahkan kau cuma sia-sia, tak ada artinya. Kau keluar–keluar entah kenapa ...

Kemudian mama juga memiliki Ego, yang merujuk pada usaha mempertahankan diri dari celaan papa. Hal ini terlihat pada dialog
PAPA  (Dari dalam kamar)
Malas ... apa kerja kau selama ini?

MAMA 
Apa katamu? Cucian dan setrikaan orang yang masih harus kubereskan bertumpuk, berkumal di keranjang. Sementara itu hujan terus menerus turun selam tujuh hari tujuh malam dan masih bilang aku pemalas?

MAGDA  (Masuk, kepalanya bergelung handuk)
Sudahlah, mama. Sepagi ini sudah berteiak-teriak. Tetangga-tetangga masih banyak yang tidur.

(Pada Benny)

Benny, sebelum diserobot orang lain, kamar mandi masih kosong. Cepat ...

MAMA 
Ia pikir aku enak-enak goyang kaki di rumah. Bagus betul.

                        Dari tokoh Mama terdapat Id yaitu ketika ia terharu karena telah mendapat kejutan dari kedua anaknya.

Pada sosok mama, mengapa ia menolak di ajak berhubungan dengan papa, karena mama memiliki banyak beban pemikiran yang semuanya tertuju pada mama. Karena ia sudah sulit dengan kehidupan ekonomi, sehingga agar kebutuhan hasrat papa terpenuhi ia mengizinkan papa untuk bersama wanita lain.


PAPA
pada tokoh papa terdapat Id, ketika ia merasa lapar dan ingin disediakan sarapan pagi. Terlihat pada dialog .
PAPA 
Dan mengapa kita tidak merasa malu, ya? Heran juga aku. Eh, tak kau sediakan kopi buatku? Sarapan pagiku?

MAMA 
Kau ingin apa? Telur mata sapi? Nasi goreng? Kornet atau serdencis? Segalanya sudah tersedia Tuan besar ...

PAPA 
Di mana?

MAMA 
Di toko. Dan untuk mengambilnya kita memerlukan kertas berharga.

PAPA  (Tertawa).
Kau ini terlalu mata duitan. Sudahlah, kalau memang tak dapat kita ambil berhubung kita tak punya kertas berharga, kopi pahit pun tak apa, atau remah-remah roti, atau kerak nasi yang digoreng.

Dan terdapat ego ketika papa mengajak berhubungan badan dengan Mama, yang terdapat pada cuplikan dialog
PAPA 
Dengar, Marie, kau tentu bisa memaklumi aku, bukan?

MAMA 
Ya, Tom, aku tahu. Tapi aku tidak bisa_aku ingin, tapi aku tidak bisa. Aku ciumi kau sepuas hatimu. Tapi aku tidak bisa_aku akan melakukan apa saja, tapi …

PAPA 
Marie, Marie, aku tidak akan meminta apa-apa malam ini. Aku cuma minta satu hal. Kau harus mencoba satu hal_ jadilah istriku kembali. Sudah lama kau hilang. Sudah lama sekali aku merasakan kehilangan. Coba, ingin rasanya aku memeluk kau dalam kehangatan. Kau lihat sentimentil masa remaja mulai lagi menjangkiti tubuhku? Aku ingin selamanya berada di rumah ini. Tapi kau tak pernah mau mencoba.


Dan terdapat Super Ego ketika Papa mengomentari lukisan yang dibuat oleh Benny
BENNY 
Papa, kau berjanji akan mengkritik lukisanku setelah lilin padam ditiup. Sekaranglah waktunya.

PAPA 
Baik, baik akan kukatakan pendapatku tentang lukisan itu. Dengarkan baik-baik. Kalau dilihat betul-betul memang bagus secara keseluruhan. Cuma satu cacatnya. Lihat baik-baik pada bagian mata, Mata Papa.

MAMA 
Jangan dengarkan omongan Papa Benny, ia pasti akan ngelantur.

PAPA 
Kau tahu aku lebih tahu tentang lukisan daripada Mamamu. Coba lihat jelas-jelas. Mata Benny bagus. Persis mata seorang anak muda yang masih segar. Mata Magda tidak lebih daripada mata seorang gadis yang penuh dengan harapan, itu cocok, mata Mamamu -seekor kucing setengah tua yang tak acuh. Persis bukan ?

MAMA 
Kupukul-pukul kau

(Semuanya tertawa).

PAPA 
Aku hanya bilang seperti tidak persis. Jangan marah dulu. Kuteruskan. Yang aku keberatan ialah kenapa justru mataku kau gambar begitu galak seperti burung hantu? Itu aku protes. Kau sedang mencoba memperolokolokkan Papa? Ujudku kan tidak begitu ganasnya.

BENNY 
Aku melukiskan kesan Papa. Apa yang telah terkesan di otakku tiba-tiba telah ku pindahakan ke kanvas. Mungkin saja ketika kesan Papa kuhadirkan dalam otakku ada ujud burung hantu yang lewat tiba-tiba saja dan ketika tanganku bekerja secara tak sadar aku telah menggambar begini. Yah, aku minta maaf.

PAPA 
Aku tidak bilang lukisanmu itu buruk. Jangan lupa aku Cuma bilang bahwa ia ada cacatnya. Tapi itu menurut aku. Lukisan itu bagus, bukan begitu Marie?


BENNY


Pada sosok Benny dalam kejiwaannya ia cukup memperdulikan ekonomi keluarganya namun tidak terlalu di pikirkan seperti mama.

mengkaji dengan pendekatan psikologi pada naskah drama “Jam Dinding yang Berdetak Karya Nano Riantiarno”

Nama               : Uum Umayah
Kelas               : 5 C Diksatrasia
Mata Kuliah    : Kajian Drama Indonesia

Menentukan struktur yang terkandung dalam plot dan mengkaji dengan pendekatan psikologi pada naskah drama “Jam Dinding yang Berdetak Karya Nano Riantiarno”.
A.    Struktur Plot
1.      Eksposisi/ pelukisan awal cerita: pengenalan/ pelukisan awal pada cerita yaitu adanya masalah dan tokoh-tokoh lakon.
Eksposisi pada naskah drama Jam Dinding yang Berdetak dimulai dari kemunculan tokoh satu per satu. Tokoh Mama yang berteriak-teriak membangunkan tokoh Benny anak laki-lakinya yang sedang tidur. Kemudian disusul tokoh Papa yang sedang mencari dasi dan tokoh Magda yang baru selesai mandi. Pemunculan masalahnya ada pada kerisauan Mama yang memikirkan nasib Benny. Benny yang sudah susah-susah disekolahkan tinggi ternyata hanya menjadi pelukis yang belum bisa menghasilkan uang.
2.      Konflik/ masalah yang ditimbulkan dalam cerita: Masalah berkembang menuju konflik.
Masalah jadi berkembang ketika tokoh Papa ikut-ikutan merisaukan masalah dengan menambah-nambahi dengan masalah kemiskinan mereka. Ia menyinggung barang-barang yang digadaikan untuk menutupi kemiskinan. Masih ada jam dinding antik (hadiah pernikahannya dulu) yang belum tergadai. Mama masih mempertahankannya karena memiliki nilai kenangan istimewa baginya.
3.      Komplikasi: Masalah makin berkembang (terjadi pembenturan yang kian menajam).
Antara tokoh satu dengan tokoh yang lain mulai berbenturan pendapat. Keempat tokoh utama memiliki pendapat masing-masing terhadap masalah.  Tokoh Papa cenderung tidak begitu menanggapi lagi.  Tokoh Mama masih tetap dengan kerisauannya.  Tokoh Benny dan Magda berselisih pendapat atas nasib mereka yang kurang beruntung dan seringnya percekcokan antara orang tua mereka.
4.      Krisis/klimaks: Mulai adanya upaya pencarian jalan keluar
Benny dan Magda ingin meredakan masalah dengan memberi kejutan dan  hadiah ulang tahun pernikahan kepada Papa dan Mama.
5.      Resolusi/Anti-klimaks: Persoalan mulai diselesaikan
Kemesraan antara Thomas dan Marie terajut kembali.  Namun ada pembicaraan yang tidak mengenakkan mengenai permasalahan yang ada dalam klimaks terjadi di antara mereka sehingga Thomas meninggalkan rumah.
6.      Solusi: Konflik berakhir. Kisah selesai.
Saat Marie bersedih karena Thomas meninggalkannya, datang seorang polisi yang memberi kabar bahwa Thomas baru saja meninggal.  Marie pun terkejut ketika mendengar kabar tersebut. Namun yang sebenarnya hanyalah mimpi dari Marie. Dan akhirnya cerita pun selesai.
B.     Struktur Tokoh/ Penokohan (karakter)
Dari hasil membaca naskah drama Nano Riantiarno ini, penulis mencoba untuk mengkaji struktur bentuk tokoh atau penokohan (karakter) dari masing-masing tokoh dalam cerita Jam Dinding yang Berdetak tersebut. Namun penulis hanya mengambil tiga tokoh yang diperjelas ciri dan karakter tokoh tersebut, diantaranya tokoh Mama, Papa, dan Beny. Dari masing-masing tokoh penulis melihat dari tiga aspek, yakni: 1) aspek fisiologis, 2) aspek sosiologis, dan 3) aspek psikologis para tokoh.
a.      Tokoh Thomas Pattiwael
1.      Aspek fisiologis: seorang laki-laki berusia sekitar 45 tahun, bertubuh gemuk.
2.      Aspek sosiologis: suami dari Marrie Pattiwael, sama-sama berasal dari kalangan menengah atas namun di dalam cerita sudah jatuh miskin, berpendidikan.
3.      Aspek psikologis: bernafsu tinggi, tempramental, suami yang menginginkan istrinya kembali menjadi istri yang sewajarnya. 

b.      Tokoh Marie Pattiwael
1.      Aspek fisiologis: seorang perempuan berusia sekitar 43 tahun, berwajah cantik, berambut hitam panjang namun diakhir cerita dipotong menjadi pendek.
2.      Aspek sosiologis: istri Thomas Pattiwael, mungkin saja berasal dari kalangan menengah atas namun di dalam cerita sudah jatuh miskin, berpendidikan.
3.      Aspek psikologis: cerewet, lemah dan menyembunyikan kelemahannya lewat kecerewetannya, tempramental, memperlakukan dirinya sebagai orang sakit.
c.       Tokoh Benny
1.      Aspek fisiologis: seorang laki-laki yang berusia sekitar 17 tahun.
2.      Aspek sosiologis: anak bungsu dari Marrie dan Tom, hobinya melukis, di drop out dari sekolahnya karena bertengkar dengan gurunya, berasal dari kalangan menengah atas namun di dalam cerita sudah jatuh miskin.
3.      Aspek psikologis: keras kepala (susah diatur), penyayang. 
C.    Struktur Setting
Di dalam cerita tersebut di awal telah menyebutkan secara detail saat keadaan rumah yang terletak di kompleks orang-orang miskin dan orang-orang pensiun dan posisi yang dilengkapi seluruh isi perabotan rumah tangga dan lainnya. Naskah ini diperankan dalam sebuah rumah keluarga Thomas Patiwael yang diantaranya sebagai berikut:
a.       Bagian pertama cerita: kita melihat halaman depan, ada pohon pisang beberapa batang. Satu pohon jambu  dan satu pohon kersen,  di muka rumah ada lentera tergantung persis di atas kursi goyang dekat jendela kayu.
b.      Bagian tengah (ruangan): terdapat sebuah sofa reot, permadani butut, dua buah kursi rotan. Sebuah lemari pecah belah di sudut ruang dekat pintu.  Bergordyn korduray hijau lumut, sebuah lobang pintu tak berdaun pintu dari sebuah kamar tidur yang pasti sempit , sebuah jam dinding terpaku diantara sofa megahdiantara potret –potret tua, kelihatan jam itu sangat antik. Keadaan kamar itu betul-betul berantakan.
c.       Bagian ketiga: rak piring besi yang catnya sudah mulai luntur dan karatan. Ember berbaur dengan alat –alat lukis, cat-cat, tube-tube kosong figura-figura kanvas setengah berlukis dan lukisan-lukisan bertumpuk di satu sudut. 
D.    Rumusan Masalah
Dari ungkapan struktur-struktur di atas penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan yang menunjukan pada apa, persoalan yang harus di kaji lebih dalam. Penulis hanya memfokuskan untuk meneliti lebih dalam proses perubahan tokoh Marie yang menjadi seorang Ibu dalam cerita. Sehingga keluarlah persoalan yang ada dan dirumuskan menjadi suatu masalah berikut:
1.      Bagaimanakah perubahan sikap yang di alami oleh Marie?

E.     Pengkajian Tokoh Marie dengan Pendekatan Psikologi Sastra
Dari penentuan struktur di atas, dapat saya kaji melalui pendekatan psikologi sastra yang menitik beratkan pada tokoh Marie yang berperan sebagai tokoh Ibu.
Tokoh Marie mencoba untuk mencari suatu yang diinginkan yakni kebahagiaan hidup. Namun dengan segala keterbatasan ekonomi kebutuhan hidup yang seharusnya terpenuhi tapi tidak terpenuhi. Pada akhirnya di dalam cerita tersebut menemukan satu titik masalah yang dihadapi oleh tokoh Marie. Ada beban yang harus di tanggung pada diri seorang Ibu. Bagaimana ia memikirkan keluarganya dan dirinya. Ketika dipagi hari suami dan anaknya meminta makanan untuk sarapan pagi dan makanan pun tak ada, di sinilah tokoh Marie harus menanggung segalanya sebagai seorang ibu. Sehingga akhirnya Thomas meminta jam dindingnya untuk digadaikan, namun Marie tak mengizinkannya karena memang jam tersebut kenang-kenangan dari pernikahannya. Bukan hanya itu, ketika suaminya bersikap biasa-biasa saja dan Marie harus membanting tulang mencuci pakaian para tetangga dan menyetrika.
Perubahan kejiwaan tokoh terlihat dari konflik yang muncul beberapa kondisi perubahan jiwa yang dihadapi tokoh ibu/ Marie. Yang paling signifikan adalah perubahan tokoh yang tidak teratur. Seperti mulai mengeluh, memiliki sifat egois dan sulit menerima sesuatu hal. Perubahan jiwa tersebut terjadi akibat setiap masalah yang timbul dalam keluarga. Yang sangat menonjol ketika ia tidak bisa memberikan suatu kepuasan hidup terhadap suaminya Thomas Pattiwael, perubahan sikap yang di alami tokoh Marie sangat terlihat. Marie menolak memberikan kepuasan karena Marie menganggap umurnya sudah tidak muda lagi dan tidak mampu untuk melakukan itu. Batin yang terpendam membuat Marie mengeluh dan merasakan kesengsaraan diri sendiri, meski sebenarnya Marie mencoba untuk tetap mempertahankan sebuah pernikahan yang terjalin utuh.
Ada hal menarik bagi saya dalam cerita tersebut, ketika sepasang suami istri mencoba untuk mempertahankan sebuah ikatan perkawinan meski suaminya telah jenuh terhadap istri yang tidak bisa memberikan kepuasan, sehingga suaminya telah mengkhianati istrinya dengan mencari kepuasan dengan perempuan lain. Maka di sinilah peran seorang istri yang mencoba terus mempertahankan perkawinannya. Mungkin di sini kita melihat Marie yang sebenarnya tidak kuat melihat kelakuan suaminya namun ia mencoba terus mempertahankan perkawinannya. Salah satu alasan mungkin saja anak yang menjadi risiko bagi Marie. Marie memikirkan bagaimana nasib anak bila harus bercerai. Ada rasa kasih sayang yang tinggi terhadap anak, dan memikirkan kondisi dan mental anak bila ia harus berpisah meski pun anak-anaknya telah beranjak dewasa. Pada akhirnya Marie mencoba terus mempertahankan perkawinannya dengan Thomas.