Nama
: Euis Rahma Pujiani
NIM
: 2222111796
Kelas
: V-C Diksatrasia
Analisis struktur dan Psikoanalisis
pada Naskah Drama Jam Dinding yang
Tak Berdetak
Alur/plot :
-
Peristiwa awal : berupa dialog sederhana,
percakapan sebuah keluarga di pagi hari. Mama sibuk membangunkan Benny yang tidur
di sofa kucel, sementara papa sibuk mencari dasi, sepatu, baju dan sebagainya
yang terus memanggil Marie.
-
Perumitan : dialog antara Magda dengan
Mama mengenai Beny yang tidak selesai kuliah, dipecat dan hanya menghabiskan
hari-harinya dengan melukis. Menurut Mama, Benny yang sehari-hari melukis hanya
membuang-buang waktu tanpa mendatangkan uang, namun tidak menurut Magda.
Perdebatan Mama dengan Magda semakin terlihat dalam adegan
Dalam
adegan :
MAGDA : Mama, ia lagi menyimpulkan. Ia hanya sedang mengalami
kekagetan,
bahwa ternyata terdapat pengaruh besar terhadap jalan hidupnya.
Dan
karena kekagetan itu mungkin ia menderita sakit sebentar. Tapi
jangan
khawatir. Sebentar lagi tentu ia akan sembuh kembali.
MAMA : Aku tahu itu, coba ia bisa rem kehendak untuk berbantah
dengan gurunya
tentu ia masih sekolah sekarang ini.
MAGDA : Pertengkaran pendapat itu biasa Mama. Apa lagi dikalangan
mahasiswa.
Sedikitnya Benny dengan jujur dan gigih telah mampu mendapatkan
kekuatan untuk mempertahankan pendapatnya walau resikonya sesudah
itu ia dipecat.
MAMA : Guru, biar bagaimanapun tentu lebih pandai dari pada
murid-muridnya.
Kalau tidak tak mungkin ia jadi guru.
MAGDA : Belum tentu. Kadang-kadang ada guru yang terlalu
mempertahankan
pendapat-pendapat yang sudah kuno, usang sedang zaman semakin
maju.
Dan kita tak tahu semua pendapat mereka bisa diterapkan pada saat
mereka-mereka itu mulai menua.
MAMA : Ya, tapi dengan begitu Benny dengan sengaja telah menutup
salah satu
jalan hidupnya.
-
Pertikaian : perdebatan antara Mama
dengan Papa yang mempersoalkan kebutuhan ekonomi yang mencekik leher
keluarganya. Mama cukup banyak andil dalam mengatur segala kebutuhan.
-
Klimaks : percakapan antara Magda dengan
Benny, mengenai hiruk-pikuk keluarganya, biaya sekolah Benny. Keluhan-keluhan
Magda terhadap Benny mengenai kemiskinan yang melilit keluarganya. dialog
tersebut seolah menyudutkan Benny, Benny satu-satunya harapan keluarga mereka.
Namun, Benny menegaskan bahwa dirinya tidak merasa demikian dan ia telah
mengetahui hal apa sebaiknya yang harus dilakukannya.
-
Penurunan : saat Benny memperlihatkan
lukisan yang akan dihadiahkan untuk ulang tahun pernikahan mama dan papa yang ke-25.
Mereka berdua merencanakan akan merayakan hari ulang tahun itu dengan memberikan
sedikit kejutan untuk keduanya. Mereka
semua merayakan ulang tahun pernikahan dan meniup lilin yang disertai
kehangatan yang menyelimuti (papa yang memaksa ingin dicium mama).
-
Pemecahan masalah : ketika Tom melepas
topi yang dikenakan Marie. Saat itu ia mengetahui rambut Marie telah habis
dijual untuk merayakan pesta pernikahan kecil-kecilan agar terasa bermakna
meskipun ia harus kehilangan rambutnya. Dari dialog tersebut, terlintas sebuah
kejujuran bahwa Tom selama ini tidak bahagia dengan wanita lain meskipun kebutuhan
biologisnya terpenuhi.
-
Penyelesaian : Tom pergi dengan harapan
membawa sebongkah kebahagiaan untuk Marie.
Amanat :
kebahagiaan yang hakiki merupakan sebuah kebahagiaan yang utuh di bangun oleh sebuah
keluarga, sesulit apapun roda kehidupan pasti akan berputar seperti jam dinding
yang berdetak.
Karakter :
Dalam
menentukan karakter seorang tokoh dapat dilakukan dengan melihat empat aspek,
yaitu :
Dilihat
dari pengembangan fisik, pengembangan tingkat sosial, pengembangan jiwa, dan
pengembangan moral. Dalam naskah jam dinding yang tak berdetak ini, penentuan
karakter tokoh dapat terlihat secara jelas melalui pengembangan tingkat sosial.
Dalam pengembangan ini Nampak terlihat bahwa para lakon merupakan sebuah
keluarga kecil yang tinggal di tempat kumuh, hidup dilingkungan masyarakat yang
kecil.
Marie
sebagai karakter yang khas dan sangat menonjol yang digambarkan sebagai seorang
ibu yang memegang andil cukup besar di keluarganya, beban ekonomi keluarga dan
kondisi jiwa keperempuanan sang ibu dirasakan begitu kuat dengan konteks
kesabaran seorang wanita. Pengembangan karakter ibu mengalami pengembangan jiwa
saat ibu hendak ditinggalkan oleh Papa.
Papa
sebagai seorang laki-laki yang seharusnya banyak andil dalam urusan keluarga,
tetapi tidak dengan Thomas, karakter Thomas kental dengan jiwa acuh seorang
laki-laki.
Benny
dan Magda tidak mengalami pengembangan jiwa dalam pengembangan karakter.
Analisis Latar
Latar
tempat : sebuah rumah yang terletak di kompleks orang-orang miskin dan
pensiunan.
Latar
waktu : pagi hari
Latar
sosial
-
Latar netral : sebuah kompleks yang
kumuh
-
Latar tipikal : sifat kekhasan pada
naskah drama jam dinding yang berdetak, lingkungan yang kumuh dan kecil
mencerminkan sebagai manusia-manusia yang serba kekurangan dalam perekonomian.
Rumusan masalah
Permasalahan
yang sangat signifikan dalan naskah drama jam dinding yang tak berdetak,
terlihat pada diri ibu (seorang perempuan) yang amat resah memikul beban dengan
kondisi ekonomi keluarganya, padahal diri papa Nampak biasa-biasa saja, mengapa
bisa demikian?
Analisis psikologi pada diri ‘ibu’
Dalam
naskah drama jam dinding yang tak berdetak ini Nampak terlihat ibu memiliki
andil yang cukup besar. Ketika semua beban kebutuhan rumah tangga terasa berat
dipundak ibu, ibu yang harus memenej keuangan dan kebutuhan di dapur, ibu
berpikir hari ini bisa makan, apakah esok hari masih menemui nasi dan lauk pauk
? kesulitan demi kesulitan yang mencekik keluarga itu terasa begitu dahsyat
pada leher ibu.
Teori
Menurut
Woodworth dan Marquis (dalam khodijah, 2006: 2) , menyatakan bahwa psikologi
adalah ilmu tentang aktivitas individu, baik aktivitas motorik, kognitif maupun
emosinonal. Definisi ini, lebih bersifat praktis karena langsung mengarah pada
aktivitas kongkrit yang dilakukan manusia sebagai manifestasi kondisi
kejiwaannya.
Varian
intrepersonal dari teori psikoanalitik sebagian besar berasal dari karya Harry
Stack Sullivan. “Kepribadian adalah pola yang relatif kekal dari situasi
interpersonal yang berulang yang menjadi ciri kehidupan manusia.” dan ia
menerima pandangan bahwa manusia memiliki kebutuhan biologis sebagai pembawaan
dan rasa aman dari pengalaman dengan orang lain yang membangkitkan kecemasan
maupun jaminan pemuasan ketegangan yang bersifat biologis.
Mengenai
kondisi psikologi antara ibu dengan kebutuhan biologisnya, diterangkan bahwa
psikis ibu tidak mengalami kebahagiaan, yang ada hanya rasa tak aman atas
dirinya dan mengalami kecemasan-kecemasan yang berujung pada ketegangan. Bukan
tak mau ia memenuhi kebutuhan biologisnya, namun keadaan membuatnya bersikukuh
berada dalam belenggu keresahan. Keputusan ibu yang merelakan suaminya
mendapatkan kepuasan laki-laki dengan wanita lain merupakan keputusan yang
bersifat tidak berdasarkan dari naluri seorang wanita, karena sebaik-baik
wanita tidak akan rela jika suami dengan orang lain. Namun, keadaan memaksa ibu
untuk berpikir demikian karena ia memaksa tak mampu. Jika ditelusuri batin ibu
secara mendalam, ia sangat tersiksa batin dan mental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar